Senin, 30 April 2012

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKOLOSIS

A. Konsep tentang Tuberkolosis Paru 1. Pengertian TB Paru merupakan jenis penyakit infeksi menular yang disebabkan karena kuman Mycobacterium Tuberculosis, yang ditularkan melalui udara dari penderita saat batuk atau bersin (Rukiyah, 2009). Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (sugino,2007). 2. Etiologi Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembek. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB Basil Tahan Asam (BTA) positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat (Rukiyah, 2009). TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TBC dapat menularkan penyakit kepada 10 orang di sekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M. tuberculosis. Kabar baiknya adalah orang yang terinfeksi M. tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam hal ini, imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak bermanifestasi menjadi penyakit TBC (Manuaba, 2006). 3. Klasifikasi Penyakit TBC a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :Tuberkulosis Paru BTA positif 1) Tuberkulosis Paru BTA negative 2) Tuberkulosis Ekstra Paru Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. 4. Patofisiologi Penyakit TBC Penyakit TBC biasamya menyerang melalui udara yang tercemar dengan bakteri mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul didalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang yang dengan daya tahan tubuh rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain. Meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat ini mycobacterium tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding itu membuat jaringan disekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC ini akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang didalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum(dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC (Halim,2000). 5. Resiko Penularan Penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) sangat menular. Penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) setelah diobati beberapa minggu, resiko penularannya kecil. Penderira TBC dengan bakteri dalam darah negatif (-) umumnya tidak menular. Penularan bakteri TBC melalui udara orang dengan infeksi HIV, imunitasnya rendah mudah terserang TBC atau penyakit lainnya dan positif terinfeksi TBC. 6. Tanda dan Gejala Penyakit TBC Gejala penyakit TBC ini dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik. Gejala sistemik/khusus Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disetai keringat malam. Kadang-kadang serangan seperti influensa dan bersifat hilang timbul. a. Penurunan nafsu makan dan berat badan b. Batuk selama lebih dari 30 hari (dapat juga disertai darah) c. Perasaan tidak enak(malaise)lemah d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit e. Diare persistem yang tidak sembuh dengan pengobatan diare. Gelaja Khusus ini tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju keparu-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak. a. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. b. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang ada pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. c. Pada anak-anak akan mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut Meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada anak tidak menimbulkan gejala, TBC dapat dideteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC memberi test uji tuberculin positif. Pada anak usia 3 bulan-5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah (Supeno,2007). Petunjuk WHO untuk diagnosis Tuberkulosis : 1) Dicurigai Tuberkulosis a) Sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis pasti (BTA positif) b) Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita Campak atau batuk rejam, Berat badan menurun, batuk mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotik untuk pernafasan. 2) Pasti tuberkulosis (confirmed TB) a) pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit b) Uji tuberkulin positif (10 mm/lebih) c) Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis d) Pemeriksaan histologi biopsi sugestif tuberculosis e) Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT Ditemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung dan biakan. Identifikasi mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan. 7. Pemeriksaan TBC Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyait TBC, maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memberikan diagnosa yang tepat antara lain: a. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya b. Pemeriksaan fisik secara langsung c. Pemeriksaan laboratorium(darah,dahak,cairan otak) d. Pemeriksaan patologi anatomi (PA) e. Rontgen dada (thorax photo) f. Uji tuberkulin Tes mantoux (terutama pada anak-anak) g. Pemeriksaan laju endap darah yang harus menjalani pemeriksaan TBC yakni : 1) Orang yang diduga mempunyai gejala TBC 2) Orang yang dilingkungannya mengidap penyakit TBC (bisa keluaga,teman dan pembantu rumah tangga) (Halim,2000). 8. Pengobatan a. Pengobatan Penyakit TBC Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 8 bulan atau bahkan bisa lebih.Penyakit TBC bisa disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik. Untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya.. Menurut (Tjandra,2006), pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Obat harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. 2) Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung(DOTS) oleh seorang pengawas menelan obat (PMO). 3) Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal intensif dan tahap lanjutkan. Tahap Awal (intensif) a) Pada tahap awal intensif (awal) pasien mendapat 3 atau 4 obat sekaligus setiap hari selama 2 bulan dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Bila pengobatan tahan intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurung waktu 1-2 bulan Tahap Lanjutan. b) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, 2 macam saja. Namun dalam jangka waktu yang lebih lama biasanya 4 bulan. Obat dapat diberikan setiap hari maupun secara intermiten, beberapa dalam 1 minggu. Tahap lanjutan penting adalah untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Paduan pengobatan TB Paru 1) Kategori 1 a) Pasien baru TB Paru BTA positif b) Pasien TB Paru BTA negatif dengan gambaran foto thorax sesuai TB c) Pasien TB diluar paru 2) Kategori 2 a) Pasien yang sudah sembuh lalu kambuh lagi b) Pasien gagal, yang tidak sembuh diobati c) Pasien dengan pengobatan setelah sempat berhenti berobat 9. Tujuan Pengobatan TBC Pengobatan penyakit TBC dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut : 1) Menyembuhkan penderita 2) Mencegah kematian 3) Mencegah kekambuhan 4) Menurunkan resiko penularan a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pengobatan Kuman penyakit TBC kebal sehingga penyakitnya lebih sulit diobati. 1) Kuman berkembang lebih banyak dan menyerang organ lain. 2) Membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh 3) Biaya pengobatan semakin mahal 4) Masa produktif yang hilang semakin banyak b. Dasar penatalaksanaan Pendidikan keluarga dan peran serta keluarga untuk : 1) Menjelaskan bahwa penyakit TBC dapat disembuhkan 2) Minum obat secara teratur dan benar 3) Makan-makanan yang baik dengan gizi yang seimbang 4) Istirahat yang cukup 5) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengobatan : 1) Istirahat yang cukup 2) Perumahan yang sehat 3) Makan-makanan bergizi 4) Perawatan 5) Iklim 6) Faktor psikis 7) Luasnya penyakit menyerang tubuh 8) Jenis, jumlah dan dosis obat yang cukup 9) Teratur dalam menjalankan proses pengobatan c. Jenis obat Jenis obat untuk membunuh kuman TB terdiri dari : 1) Rifampisin 2) INH 3) Pyrazinamid 4) Etambutol, pada kasus tertentu perlu penambahan 5) Streptomisin atau kanamisi injeksi,(Ahmad Hudoyo,2008). d. Dosis dan Waktu pengobatan Obat TBC harus diminum secara teratur sampai pasien dinyatakan sembuh Lama pengobatan umumnya berlangsung selama 6-8 bulan. Selama 2 bulan pertama, 8 tablet sekaligus diminum setiap hari Pada 4 bulan berikutnya, 3 tablet sekaligus diminum seminggu 3 kali. Obat diminum satu per satu, dan harus habis dalam 2 jam. Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi, atau sebelum tidur malam (Joko,dkk 2003). e. Dampak Minum obat tidak teratur Bila tidak minum obat secara teratur akan terjadi : 1) Kuman TBC tidak mati 2) Timbul resistensi obat, kuman menjadi kebal 3) Penyakit TBC tidak sembuh. Dalam pengobatan yang harus diperhatikan adalah berhenti merokok, hindari minum-minuman beralkohol, dan obat bius, Berobat atau periksakan diri anda keDokter, Jangan menghentikan minum obat sendiri, Dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi) . dalam mengkonsumsi obat dapat menimbulkan efek samping berupa : Kulit berwarna kuning, Air seni berwarna gelap seperti minum air teh, Mual dan muntah, Hilang nafsu makan, Perubahan pada pengelihatan, Demam yang tidak jelas, Lemas dan keram perut (Yoannes Laban ,2008). Strategi “ DOTS” DOTS adalah suatu strategi yang sudah diakui oleh badan kesehatan dunia WHO dalam program pemberantasan TB. DOTS sendiri kepanjangan dari “Directly Observed Treatment shortcourse” yang mempunyai 5 komponen : a. Komitmen pemerintah dalam program pemberantasan TB dimasyarakat sampai tuntas. b. Diagnosis pasien-pasien TB berdasarkan pemeriksaan dahak (sputum BTA) secara microskopik. c. Pemberian obat secara standar selama minimal 6 bulan. d. Terjamin ketersediaan obat e. Pencatatan dan pelaparan yang baik terhadap kasus-kasus TB yang diobati. Dimana dan kapan saja pasien diobati harus dicatat dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat. (Ahmad Hudoyo,2008). Cara Pencegahan Penyakit TBC a. Hidup sehat (makan-makanan yang bergizi,istirahat yang cukup, olah raga teratur, hindari rokok, alkohol, obat bius, hindari sterss) b. Bila batuk mulut ditutup c. Jangan meludah sembarang tempat d. Lingkungan sehat e. Vaksinas pada bayi TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar